Struktur tubuh Bakteri / Eubacteria
Bakteri
memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus) dan
lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat
berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang
lebarnya sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.
Bagian
tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma
(di dalamnya terdapat membrane sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan
bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di
antara bagian-bagian tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri,
yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian.
Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya
dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagian-bagian ini disebut varian.
Untuk
lebih jelasnya coba anda cermati gambar berikut ini!
Struktur
utama penyusun sebuah sel bakteri,
dijelaskan sebagai berikut.
a. Dinding sel
Dinding
sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino).
Berdasarkan
susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan
bakteri gramnegatif.
Susunan
kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit daripada bakteri
gram-positif. Dinding sel bakteri grampositif hanya tersusun atas satu lapis
peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri gram-negatif terdiri
atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan polisakarida, lapisan
dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan
peptidoglikan pada bakteri gram-positif.
Dinding
sel bakteri berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi
sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.
b. Membran sel
Membran
sel merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya, terletak di
sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel. Bagi
membran sel sangat vital, bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel
dengan lingkungannya.
Jika
membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan mati. Membran sel terdiri
atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid ini terdapat
senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda pada berbagai sel
bakteri.
c. Ribosom
Ribosom
merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein. Bentuknya
berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas
protein dan RNA.
d. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA
merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa benang
sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis protein
bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti
yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel
eukariotik.
e. Flagel
Flagel
merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri
disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa
protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri
mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri
bervariasi. Jumlahnya bias satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung,
sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah
satu dasar penggolongan bakteri.
f. Pilus
Pada
permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus
merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan bahan-bahan
padat lain, misalnya makanan sel bakteri.
g. Kapsul
Kapsul
merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada umumnya
kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau
protein-polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap
antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya
kapsul
hanya didapatkan pada bakteri pathogen.
h. Endospora
Di
antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora merupakan
cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering, tekanan
osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka endospora
akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri
Komentar
Posting Komentar